Berdasarkan
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia berikut aturan
/ pedoman penggunaan huruf kapital (huruf besar) dalam ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan:
1. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa
maksudnya?
Dia
membaca buku.
Kita
harus bekerja keras.
Pekerjaan
itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir
Hamzah
Dewi
Sartika
Halim
Perdanakusumah
Wage
Rudolf Supratman
Jenderal
Kancil
Dewa
Pedang
Alessandro
Volta
André-Marie
Ampère
Mujair
Rudolf
Diesel
Catatan:
(1)
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan
nama jenis atau
satuan
ukuran.
Misalnya:
ikan
mujair
mesin
diesel
5
ampere
10
volt
(2)
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul
Rahman bin Zaini
Siti
Fatimah binti Salim
Indani
boru Sitanggang
Charles
Adriaan van Ophuijsen
Ayam
Jantan dari Timur
Mutiara
dari Selatan
3. Huruf kapital
dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik
bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang
itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka
berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok
pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
4. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam
Alquran
Kristen
Alkitab
Hindu
Weda
Allah
Tuhan
Allah
akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya,
Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. a. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan
Hasanuddin
Mahaputra
Yamin
Haji
Agus Salim
Imam
Hambali
Nabi
Ibrahim
Raden
Ajeng Kartini
Doktor
Mohammad Hatta
Agung
Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah,
Magister Humaniora
b. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai
sapaan.
Misalnya:
Selamat
datang, Yang Mulia.
Semoga
berbahagia, Sultan.
Terima
kasih, Kiai.
Selamat
pagi, Dokter.
Silakan
duduk, Prof.
Mohon
izin, Jenderal.
6. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil
Presiden Adam Malik
Perdana
Menteri Nehru
Profesor
Supomo
Laksamana
Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator
Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur
Papua Barat
7. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa
Indonesia
suku
Dani
bahasa
Bali
Catatan:
Nama
bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan
tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan
kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari
raya.
Misalnya:
tahun
Hijriah tarikh Masehi
bulan
Agustus bulan Maulid
hari
Jumat hari Galungan
hari
Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi
Asia Afrika
Perang
Dunia II
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf
pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan
huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno
dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan
senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta
Asia Tenggara
Pulau
Miangas Amerika Serikat
Bukit
Barisan Jawa Barat
Dataran
Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan
Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai
Sianok Jazirah Arab
Selat
Lombok Lembah Baliem
Sungai
Musi Pegunungan Himalaya
Teluk
Benggala Tanjung Harapan
Terusan
Suez Kecamatan Cicadas
Gang
Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1)
Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya:
berlayar
ke teluk mandi di sungai
menyeberangi
selat berenang di danau
(2)
Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk
bali (Citrus maxima)
kacang
bogor (Voandzeia subterranea)
nangka
belanda (Anona muricata)
petai
cina (Leucaena glauca)
Nama
yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau
disejajarkan
dengan
nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita
mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula
aren, dan gula
anggur.
Kunci
inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh
berikut bukan nama jenis.
Dia
mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan
batik Madura.
Selain
film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid
sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur,
dan
tarian
Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna)
dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik
Indonesia
Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna)
di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk,
yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya
telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan
itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia
agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia
menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
12. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H.
sarjana hukum
S.K.M.
sarjana kesehatan masyarakat
S.S.
sarjana sastra
M.A.
master of arts
M.Hum.
magister humaniora
M.Si.
magister sains
K.H.
kiai haji
Hj.
hajah
Mgr.
monseigneur
Pdt.
pendeta
Dg.
daeng
Dt.
datuk
R.A.
raden ayu
St.
sutan
Tb.
tubagus
Dr.
doktor
Prof.
profesor
Tn.
tuan
Ny.
nyonya
Sdr.
saudara
13. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti
bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan
Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi
bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan
duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat
Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai,
Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu,
saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1)
Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita
harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua
kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2)
Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah
Anda tahu?
Siapa
nama Anda?